Minggu, 20 November 2011

6. DAUR HIDUP PRODUK

A. PERAN DAUR HIDUP PRODUK DALAM STRATEGI PEMASARAN

Daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang perkembangan suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Ukuran yang menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat penjualan produk, di samping juga tingkat keuntungan. Daur hidup produk yang dapat dilalui oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.
Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula. Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variabel bauran pemasaran dengan penekanan khusus pada salah satu variabel tertentu. Pada tahap perkenalan lebih diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan distribusi, pada tahap kedewasaan lebih diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.

B. TAHAP PERKENALAN
Memiliki ciri-cirinya sebagai berikut :
  • Penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan pada konsumen.
  • Biaya tinggi 
  • Produk tidak menghasilkan keuntungan sama sekali.
Tahap perkenalan ini menunjukkan bahwa barang yang di pasarkan benar-benar baru atau masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif  menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis ataupun bagaimana kegunaannya bagi konsumen dan lain-lain.
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

C. TAHAP PERTUMBUHAN
Tahap pertumbuhan ditunjukkan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.
Perlu diketahui pada tahap pertumbuhan ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk di pasar.

D. TAHAP KEDEWASAAN
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan dengan dapat menunjukkan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini, produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambahkan volume penjualan.
Tambahan  volume penjualan sudah sulit dilakukan, sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita ditambah lagi konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mula jenuh dengan produk yang kita jual.

E. TAHAP KEMUNDURAN
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijakan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun 2 kebijakan yang dapat dilaksanakan perusahaan yaitu :

  • Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan menggantikan barang yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang mempunyai kemampuan dalam membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
  • Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya atau bungkusnya, atau menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak bisa dilakukan perusahaan haru mencari barang baru yang memerlukan penelitian dari awal lagi baik mengenai mutu, merek, pembungkusan, maupun cara mendistribusikannya.

Sumber : Basu Swasta, Dh. 1998. Azas-azas Manajemen. Yogyakarta : Liberti
Daryanto, Satu Nusa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar