Musik dangdut merupakan hasil perpanduan antara musik india dengan musik melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya.
Dangdut merupakan onomatope* dari suara permainan gendang yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.
*(Onomatope adalah sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya.)
Dalam tulisan Frederick dalam (Ibrahim, 1997: 236) dijelaskan bahwa istilah dangdut muncul sekitar tahun 1972-1973. Nama ”Dangdut” diambil dari istilah ejekan yang muncul dari bunyi gendang. Semangat sosial dan alat musik dangdung bermula dari periode awal kolonial. Ketika itu dipadukan antara alat musik Indonesia, Arab, dan Barat yang dimainkan bersama-sama.dalam Tanjidor. Yaitu orkes kecil yang dimainkan sambil berjalan (khas Betawi). Kemudian sepanjang abad ke- 19 pengaru-pengaruh luar juga diserap. Menjelang 1820-1n, ansambel Cina Betawi yang dikenal dengan nama Gambang Kromongmuncul dan dipadukan dengan alat musik dan melodi Cina, Sunda, Maluku, dan Portugis yang kemudian dikenal dengan sebutanKeroncong. Tetapi di ababd ke-20 jenis musik ini mendapat reputasi yang tidak baik Para pemain dan penyanyi keroncong berkelana di kota-kota di Jawa. Di beerapa daerah mereka mengasosiasikan dirinya dengan dunia stamboel dan bentuk drama populer kota yang sedang naik daun. Para golongan kelas atas mengganggap bahwa jeniss musik ini adalah sebagabi produk buruk dari kehidupan kampung.
Tetapi pada tahun 1920, orang-orang Indonesia yang mengakui kepiawaian keroncong dalam tatanan kolonial mulai lebih terbuka dengan keroncong, meskipun mereka tetap menganggap bahwa musik keroncong merupakan musik kampungan dan secara emosional tidal disukai serta bersifat egaliter. Kemudian pada tahun 1930-an, setelah datangnya radio, piringan hitam, dan film musik keroncong dalam tahap transisi penting.
Singkatnya pada tahun 1970-an sampai1980-an asimilasi lagu melayu menjadi musik dangdut menjadi identik dengan musik Oma Irama. Hal ini dikarenakan Oma Irama-lah yang mengkombinasikan musik melayu dengan musik rock yang populer pada tahu 1970-an. Dan pada saat tu mulailah musik melayu disebut dengan musik dangdut, karena dominasi arena diambil alih oleh ketimpung yang bunyinya dapat diatur dengan tangan sehingga dapat berbunyi ”dang-dut” (Bungin, 2005: 96).
B. PENDAPAT MUSIK DANGDUT SECARA PRIBADI DAN MASYARAKAT
Pendapat musik dangdut secara pribadi yaitu : Musik dangdut sangat bagus, asyik di dengar walau mungkin sangat terdengar kampungan karena musik dangdut banyak diadakan di kampug-kampung.
Pendapat musik dangdut secara masyarakat yaitu : Menurut pendapat masyarakat musik dangdut itu sangat kampungan, dan musik dangdut itu sendiri belum bisa mandiri. Walaupun begitu musik dangdut sangat banyak yang minati dalam lingkungan masyarakat, karena dapat membuat masyarakat terhibur.
C. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIV DARI MUSIK DANGDUT
· Dampak Positif Dangdut
Beberapa lagu dangdut mempunyai makna atau mengandung pesan-pesan moral dan pendidikan, lagu-lagu tersebut mengajarkan atau menasehati agar remaja tidak terlena oleh pengaruh buruk yang diakibatkan kemajuan teknologi. Banyak lagu dangdut yang bertema sosial dan mengangkat realita kehidupan.
Lagu-lagu tersebut bisa mewakili mereka dalam berteriak dan menyuarakan hati nuraninya yang mencurahkan sisi hitam masyarakat kelas bawah. Kiat-kiat menyadarkan masyarakat terutama generasi muda, juga banyak dijumpai dalam lirik lagu dangdut tersebut seperti masalah perjudian yang semakin marak dalam berbagai bentuk.
Melalui lagu dangdut banyak kita jumpai kebijaksanaan untuk hidup bermasyarakat secara baik bahkan tidak jarang nasehat untuk kerukunan hidup dan kehati-hatian manusia dalam menentukan masa depannya. Dampak positif lainnya adalah lahirnya kreatifitas untuk mencoba menekuni bidang yang satu ini. Lagu dangdut juga tidak mempengaruhi perilaku penggemarnya.
· Dampak Negatif Dangdut
Dampak negatif dari lagu dangdut adalah :
1. Munculnya pola hidup atau kebiasaan untuk memburu tempat-tempat yang diketahui akan menggelar pertunjukkan musik dangdut.
2. Timbulnya gaya hidup yang baru, yakni kesenangan memasuki rumah hiburan yang menyajikan khusus musik dan lagu dangdut.
3. Meskipun tidak seluruhnya, sebagian dari pengagum fanatic dangdut, seringkali memanfaatkan kesempatan menonton pertunjukkan music ini sambil meminum minuman keras (mabuk).
4. Timbulnya peniruan di kalangan remaja terhadap penyanyi idola. Hal ini menyebabkan matinya kreatifitas dan memutuskan inovasi untuk membentuk jati diri.
5. Banyak lagu-lagu dangdut yang mengandung pengertian sensual dibawakan oleh para pengamen remaja di berbagai tempat dan menyebabkan mereka matang sebelum waktunya.
D. DANGDUT DALAM BUDAYA KONTOMPORER INDONESIA
Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".
Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.
Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.
E. CIRI-CIRI MUSIK DANGDUT
- Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu, seperti akordion, suling, gendang, madolin, dan dalam perkembangan di era ini adalah organ mekanik serta biola
- Lagunya, mudah dicerna sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.
- Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makinang (lebih cepat).
- Liriknya masih lekat pada pantun.
- Irama musiknya sangat melankolik.
- Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif.
- Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri)).
- Miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni
- Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.
- Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama
Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar